Disampaikan oleh Maha Guru Ching Hai, Kita harus selalu sadar; kalau tidak, Anda tidak akan tahu Anda berada di mana, atau apa yang harus Anda lakukan dalam hidup ini, atau setelah hidup ini. Tidak ada alasan. Kita hidup hanya untuk mengenal Tuhan: itu yang terpenting. Kita bekerja, kita makan, kita tidur, tetapi semua ini adalah hal terpenting kedua. Karena, jika Anda belum cukup kuat, Anda tetap harus bekerja, makan, dan mencari nafkah; tetapi itu bukan hal yang paling penting dalam hidup. Yang paling penting adalah hidup untuk meditasi. Meditasi artinya berdoa; itu sama. Jika kita tidak tahu bagaimana cara bermeditasi, maka kita berdoa. Itu sama. Setelah Guru seperti Buddha atau Yesus pergi ke Surga, orang-orang tidak tahu bagaimana cara bermeditasi; maka mereka berdoa. Tetapi, kita berdoa dengan benar, yang artinya meditasi. Itulah cara terbaik untuk berdoa. Jika kita tidak berdoa dengan cara seperti itu, maka kita tidak akan bisa mengenal Tuhan kita, Jati Diri kita. Lalu kita tersesat. Anda mungkin mendapat uang yang banyak, mempunyai anak yang banyak, atau makan banyak pasta, tetapi itu tidak ada artinya. Setelah Anda meninggal, selesai! Semua macam hidangan, semua anak-anak, dan semua istri tidak ada artinya. Mereka tidak menolong saat Anda meninggalkan planet ini, atau hidup ini - tidak sama sekali. Ini adalah hal paling dasar yang terus saya katakan berkali-kali, akan tetapi Anda tidak memahaminya. Tetapi Anda harus bermeditasi; ini adalah hal terpenting dalam hidup. Itu lebih penting daripada apa pun yang ada di dalam hidup Anda. Jika tidak, Anda tidak akan berhasil. Anda pikir Anda diam satu atau dua jam dan Anda mendengarkan suara, di dalam atau di luar - (Guru bercanda) tergantung dari seberapa dalamnya Anda tidur - tetapi itu tidak cukup! Itulah sebabnya, sekalipun saya mengangkat Anda ke Tingkat Kelima, Anda bisa jatuh ke bawah dengan segera, lebih cepat daripada ketika Anda naik. Ketika hati kita hanya satu tujuan dan satu arah, kita tiba di Tingkat Kelima dengan sangat cepat. Tetapi ketika hati kita terpencar, maksudnya ketika pikiran kita terpencar, maka kita jatuh ke bawah - zip! - seperti itu. Karena itu, Yesus berkata, “Jika kamu tidak menjadi seperti seorang anak kecil, maka kamu tidak bisa memasuki Kerajaan Allah.” Sangatlah sulit untuk mengendalikan pikiran, lebih sulit daripada mengendalikan seratus gajah. Ketika Anda melihat sedikit kilatan Cahaya atau Anda mendengar sedikit Suara, Anda pikir itu sudah cukup baik. Tetapi, bukan itu. Bukan, karena Anda masih berada di sini, Anda masih merasakannya - Anda masih merasakan hal dari luar dan Anda masih merasa baik, hanya sedikit di sini atau di sana dan Anda mengetahuinya. Bukan itu. Jika Anda betul-betul mendengarkan Suara, Anda akan ditarik lebih cepat daripada sebuah UFO atau roket ke Bulan! Dan tidak ada apa pun di dunia ini yang dapat mengalihkan perhatian Anda, tidak ada apa pun di dunia ini yang Anda inginkan. Anda bahkan akan menyerahkan hidup Anda; sekalipun seseorang datang dan ingin membunuh Anda, pada saat itu Anda akan berkata, “Silakan, Anda boleh melakukannya.” Anda tidak lagi mempunyai pikiran tentang apa pun yang betul-betul Anda inginkan di dunia ini; tidak ada sama sekali. Itu terjadi jika Anda sungguh-sungguh bermeditasi. Dan sisanya hanya berlatih, berlatih, berlatih.
Untuk Meningkat Secara Spiritual, Kita Harus Melakukannya Sendiri Itulah sebabnya saya berkata, “Terus berlatih meditasi.” Itulah sebabnya kita menyebut diri kita praktisi rohani. Itu berarti Anda mencoba, mencoba, mencoba. Kadang Anda berusaha dan Anda berhasil sampai; kadang Anda berusaha dan Anda tidak berhasil sampai. Tetapi jika Anda tidak stabil, sekalipun Anda berhasil sampai karena karunia Tuhan, Anda akan kembali turun lagi dengan sangat cepat! Jika Anda stabil, Anda tidak akan turun, sekalipun Anda bekerja di dalam dunia. Jika Anda tidak stabil, sekalipun Anda pergi ke biara, sekalipun Anda pergi ke gunung, sekalipun Anda tinggal di center meditasi, tidak ada gunanya, bahkan dalam kehadiran Guru pun. Guru tidak bisa makan untuk Anda. Barusan, saya memberi Anda cokelat. Tetapi, Andalah yang memakannya; saya tidak bisa memakannya untuk Anda. Saya membeli banyak cokelat. Tetapi, itu bukan untuk saya makan semua. Jika saya memakannya semua, apakah Anda akan merasakan sesuatu? Jika saya membeli banyak cokelat dan memakannya semua, apakah Anda akan melihat ke arah saya dan berkata, “M-m-m, alangkah lezatnya! (Tertawa) Apakah ada yang seperti itu? Tidak, tidak pernah. Jadi, saya harus memberi Anda cokelat. Tetapi, jika Anda tidak memakannya, Anda juga tidak merasakan apa-apa. Ini sama jika Anda berada dalam kehadiran seorang Guru, tetapi konsentrasi Anda tidak kepada Guru, maka berkah-Nya tidak bisa terlalu banyak memasuki diri Anda. Mungkin masuk sedikit, tetapi tidak banyak. Dan juga, jika Anda mempunyai beberapa batasan dalam diri Anda, seperti beberapa pendapat yang terbentuk sebelumnya tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang Guru dan bagaimana seharusnya penampilan seorang Guru, maka Anda membangun sebuah dinding besar di sekeliling diri Anda yang memisahkan diri Anda dengan berkah Guru. Dan Anda pun akan mendapat lebih sedikit.
Peningkatan Dicapai dengan Usaha Individu Anda ingat cerita tentang Buddha: Ia mempunyai seorang asisten yang sangat dicintai dan menyayangi-Nya serta selalu bersama-sama dengan-Nya siang dan malam. Namanya adalah Ananda. Ketika Buddha meninggal, dia dapat mengingat setiap kata yang diucapkan oleh Buddha. Maka, hampir semua kitab Buddha ditulis sesuai dengan ingatan Ananda. Tetapi, Ananda belum mencapai sesuatu yang besar; dia bahkan belum masuk ke Tingkat Ketiga. Itulah sebabnya setelah Buddha meninggal, seluruh persaudaraan biarawan, atau sangha, tidak membiarkan dia masuk ke dalam diskusi perkumpulan tersebut. Mereka menolak dia masuk ke dalam perkumpulan biarawan tingkat tinggi. Jadi, karena merasa sangat malu, dia pergi ke sebuah gua dan mengurung dirinya di sana selama beberapa waktu, sampai dia mencapai tingkat yang lebih tinggi. Setelah itu, para biarawan baru mengundangnya masuk. Tetapi, mengapa para biarawan melakukan hal tersebut kepada asisten Buddha yang paling disayangi? Apakah itu berarti bahwa para biarawan begitu keras hati, begitu dingin hatinya, dan begitu kasar kepada Ananda? Praktisi1: Saya pikir ini untuk mengagetkan dia dan membangunkan dia. G: Ya. Praktisi2: Untuk memaksa dia berusaha secara rohani? G: Ya, itu juga benar. Siapa lagi? Praktisi3: Untuk menghindari kontaminasi? G: Ya, juga. Untuk menghindari kontaminasi! Itu betul. Jika seseorang tidak murni hatinya dan tidak tinggi perkembangan rohaninya, maka dia akan mengontaminasi perkumpulan tersebut. Itu adalah jawaban yang paling betul. Tetapi juga untuk mengagetkan dia sehingga dia dapat melihat bahwa dia perlu berlatih - ya, ini normal. Karena selama waktu yang dia habiskan bersama dengan Sang Buddha, dia tidak berlatih. Dia terlalu dekat; dia adalah satu-satunya asisten Buddha. Itulah sebabnya dia tidak pernah memperbaiki tingkatannya. Itu adalah alasan satu-satunya. Alasan yang diberikan oleh salah seorang saudari, bahwa dia harus berusaha untuk pengembangan rohaninya; itu juga benar. Karena sepanjang waktu dia bersama dengan Sang Buddha, dia terlalu bangga sebagai satu-satunya asisten Buddha, dan dia tidak berpikir bahwa dia perlu berlatih sesuatu; itulah sebabnya dia tidak melakukannya. Dan juga, dia mempunyai ingatan manusia-super. Dia bisa menghafal semua yang dikatakan oleh Buddha dari A sampai Z, mengulanginya juga. Dia mengingat kata demi kata; dia tidak lupa apa pun. Bahkan ketika Buddha berbuat kesalahan, seperti mengulang sesuatu atau berdehem, Ananda mengingat semuanya. Itulah sebabnya kitab Buddha sampai sekarang tidak disunting dengan baik, hanya ditulis persis seperti yang diucapkan oleh Buddha. Maka, kadang-kadang Anda membacanya dan Anda merasa sedikit lelah, seperti Buddha yang terus mengulang kalimat yang sama atau menerangkan dengan cara yang sangat detail supaya para murid dapat mengerti, persis seperti cara Ia berbicara. Di dalam semua kitab Buddha disebutkan, “Demikianlah yang telah saya dengar...” di bagian awalnya. Itu sebabnya, karena ditulis sesuai dengan apa yang didengar oleh Ananda. Bahkan orang penting seperti Ananda hampir seperti pemutar rekaman. Ingatannya sangat super, sama seperti komputer atau pemutar rekaman. Tetapi, bahkan untuk orang penting seperti dia, para biarawan di perkumpulan tersebut atau persaudaraan Suci Buddha menolak dia dalam perkumpulan karena dia belum cukup tinggi tingkatannya. Sekalipun dia orang penting, itu tetap tidak baik. Jadi, Anda bisa melihat betapa pentingnya peningkatan rohani. Ini bukan tentang siapa diri Anda, ini tentang seperti apa diri Anda. Dan ini bukan hanya tentang seperti apa diri Anda, ini tentang seperti apa diri Anda di dalam. Itulah hal yang paling penting dalam hidup. Hal yang paling penting dalam hidup adalah seperti apa diri Anda di dalam. Sekarang Anda mengerti apa yang paling penting di dalam hidup, bukan karena Ananda, dan bukan karena Buddha, tetapi karena diri Anda sendiri. Karena setelah kita meninggal, kita tidak punya apa-apa! Sungguh, seperti itu; saya tidak perlu memberitahu Anda. Anda semua tahu tentang itu. Tetapi Anda tidak menyadarinya dengan dalam; itulah alasannya Anda mengabaikan misi Anda yang paling penting dalam hidup. Jadi, dari kasus Ananda, kita juga dapat mempelajari sesuatu: pelajaran rendah hati. Kita harus berpikir kembali setiap hari apakah kita sudah punya cukup kerendahan hati, supaya kita bisa lebih berkembang. Karena, hanya bila sesuatu itu kosong, maka kita bisa menuang sesuatu ke dalamnya. Bila gelas itu kosong, maka Anda bisa menuang air ke dalamnya; tetapi, jika gelas itu penuh, tidak ada yang bisa masuk ke dalamnya. Gelas bisa penuh dengan air, atau penuh dengan sampah. Jika gelas sudah penuh dengan sampah, kita tidak menuang air ke dalam sana. Paling baik bila kita memiliki apa yang kita inginkan di dalam gelas daripada sampah semua. Dengan cara yang sama, kita harus mengisi hidup kita, diri kita, dan pengertian kita dengan semua hal terbaik yang mungkin dari sisi spiritual, karena kita juga mungkin bisa mengisinya dengan semua omong kosong, tidak penting, dan hal-hal yang merusak diri kita, atau pengembangan diri kita.
Setiap Hari Hidup seperti Latihan Rohani Setiap hari kita harus memastikan untuk mengisi diri kita dengan semua hal terbaik yang mungkin untuk diri kita, seperti halnya setiap hari kita mencoba untuk memilih nutrisi terbaik untuk tubuh kita. Setiap kali Anda makan makanan yang enak, Anda harus ingat: “Saya juga harus memasukkan hal-hal baik ke dalam jiwa saya, ke dalam pengembangan rohani saya.” Jadi, bahkan ketika Anda sedang makan, Anda dapat berlatih. Ketika Anda mengenakan pakaian yang bagus, Anda harus ingat, “Saya juga harus memperindah diri saya dengan kemegahan rohani.” Setiap kali Anda melihat bunga-bunga yang cantik, Anda dapat berkata, “Saya juga harus mengolah kebun rohani saya.“ Dengan hal-hal yang sama, selalu ingatkan diri Anda sendiri. Ketika kita mendengar burung berkicau dan kita merasa begitu senang dan nyaman, kita juga harus ingat. Kita tidak boleh melupakan Sabda Tuhan. Dan ketika Anda jatuh cinta berat dalam sebuah hubungan yang romantis dan Anda bahagia, Anda juga harus berkata: “Saya juga harus mengingat kasih Tuhan, yang abadi, yang merupakan kasih sejati.” Tetapi, jika Anda tidak bisa memisahkannya, maka Anda harus mengingatkan diri Anda sendiri: “Ya, saya akan berusaha untuk mengingatnya; saya akan melakukan sesuatu agar saya bisa membuat hubungan antara saya dan Tuhan semakin baik, semakin romantis, dan semakin intim.” Setiap kali Anda mencintai anak-anak Anda, Anda harus ingat bagaimana Tuhan sungguh mencintai kita dan juga anak-anak Anda. Ini adalah cinta yang paling sejati dan paling agung bagi setiap orang. Dan setiap kali binatang peliharaan Anda mencintai Anda dan Anda mencintai binatang peliharaan Anda, atau Anda memeluk binatang peliharaan Anda atau binatang peliharaan Anda memeluk Anda; Anda juga harus mengingatkan diri sendiri bahwa ini adalah bagian dari kasih Tuhan, dan hanya kasih Tuhanlah yang sejati. Jadi, Anda lihat, kita dapat menggunakan setiap situasi untuk mengingatkan diri kita agar tidak melupakan jalur rohani yang telah kita pilih untuk kita jalani. Dengan cara ini, kita selalu menguatkan diri kita selama keberadaan fana di muka Bumi ini, selalu berada dalam ingatan akan Tuhan. Ini selalu sama. Tetapi, dengan latihan, tidak ada seorang pun yang bisa menjadi seorang guru dalam semalam, bahkan Ananda. Jadi, jangan merasa kecil hati. Kita hanya harus tulus dan berlatih terus. Di dalam kehadiran seorang Guru, Anda mungkin maju lebih cepat, tetapi itu tergantung pada seberapa Anda mau menerimanya dan seberapa murninya Anda. Ini seperti gelas: Jika penuh dengan sampah, maka tidak ada yang dapat masuk ke dalamnya, atau mungkin sangat sedikit.
|