Guru Berkata

 

Perang Bukan Solusi

Ini adalah pemborosan sumber daya manusia juga. Tentara-tentara ini adalah generasi yang paling cemerlang saat ini! Mereka ada untuk meneruskan DNA yang lebih baik kepada generasi baru. Mereka bukan untuk pergi ke medan perang; mereka bukan dilahirkan untuk mati. Saya tidak peduli apakah mati sebagai seorang pahlawan atau mati sebagai apa; sama saja. Itu adalah pemborosan sumber daya! Anda tahu berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk membesarkan manusia seperti itu? Paling tidak jutaan dolar sampai ia tumbuh dewasa. Membesarkan manusia tidak sama dengan membesarkan pohon: itu tidak murah. Dan ia mendapat begitu banyak kasih dari keluarganya, begitu banyak jalinan persahabatan dari teman-teman, begitu banyak pendidikan dari guru dan sekolah, begitu banyak kasih sayang di sekelilingnya. Ia bukan hanya orang yang penting. Ia punya keluarga; ia mungkin pernah menikah dan sudah punya anak. Namun, ia dipaksa untuk pergi keluar ke medan perang dan menembak seseorang yang bahkan bukan musuhnya. Bukankah itu aneh? Ini gila dan kita tinggal di dalamnya!

Ya Tuhan, dunia macam apa ini? Sudah saatnya mereka menghentikan semua ini - hentikan! Kita tidak dapat menoleransinya lagi. Tidak masuk akal apabila manusia membunuh manusia! Binatang saja tidak melakukannya. Mereka mungkin membunuh, tetapi untuk alasan tertentu, mereka tidak keluar dan membunuh secara massal seperti itu. Terserah demi kepentingan apa, saya tidak peduli. Saya tidak peduli siapa yang benar, siapa yang salah; semuanya salah.

Sebagai contoh, saya membaca di media atau menonton televisi bahwa jumlah kematian tentara Amerika hingga saat ini melebihi jumlah korban 11 September. Dan itu belum termasuk yang lainnya: perempuan dan anak-anak, korban perang, orang-orang tak berdosa yang kebetulan berada di sekitar tempat perang. Jadi, perang bukan solusi. Semakin banyak perang, semakin banyak yang meninggal; semakin banyak yang meninggal, semakin banyak musuh; semakin banyak musuh, semakin banyak perang, dan seterusnya. Ini adalah lingkaran setan yang tidak ada akhirnya. Jadi, kita harus menghentikannya. Kita harus berjabat tangan dan memaafkan satu sama lain. Setelah itu, marilah melanjutkan kehidupan kita, karena ada begitu banyak persoalan yang mendesak sekarang. Dengan semua uang yang dibelanjakan untuk perang, dapatkah Anda bayangkan? Afrika akan menjadi seperti Eropa jika mereka menggunakan semua uang itu untuk Afrika, untuk satu benua saja. Dan dengan semua uang yang mengalir untuk perang, kita bisa membangun pesawat ruang angkasa. Kita bisa punya lebih banyak waktu, lebih banyak energi, dan merekrut lebih banyak orang-orang yang berbakat. Anak muda ini tidak seharusnya mati, mereka dapat menjadi orang yang berguna di masa depan, membangun rumah untuk orang-orang yang tidak mampu.

 

Mari Dirikan Tentara Perdamaian

Apabila semua tentara mengganti pekerjaannya, maka kita akan memiliki tentara perdamaian: tentara yang mengantar obat untuk mereka yang sakit dan membangun rumah untuk para tunawisma. Mereka kekar, pintar, kuat, dan tampan. Mereka makhluk yang rupawan; adalah suatu pemborosan jika mereka harus ke medan perang dan mati begitu saja. Hanya satu peluru seperti ini, (Guru menggerakkan tangannya untuk mencontohkan ukuran peluru yang kecil) dapat Anda bayangkan? Ia dapat melesat ke mana pun dan membunuh seorang manusia yang tampan, rupawan, bercita-cita tinggi, murni, penuh energi, dan muda - begitu saja. Dapat Anda bayangkan? Dan bahkan diperlukan jutaan dolar untuk membesarkannya, ada begitu banyak kasih sayang dari keluarga dan teman-teman yang diberikan agar ia tumbuh dewasa seperti itu. Kita tidak dapat menanamkan rasa benci kepadanya bilamana ia tumbuh dalam lingkungan penuh kasih. Kita tidak boleh mengubah itu menjadi rasa benci; ini tidak benar.

Anda seharusnya terus memupuk kasih yang telah ada di dalam dirinya, kepercayaan yang ia miliki terhadap keluarga dan teman-temannya, dan terhadap bangsa di tempat ia dilahirkan. Anda tidak boleh mengubah kasih itu menjadi rasa benci dan menyuruh seorang anak muda yang telah dikasihi selama hidupnya hingga kini untuk keluar dan berubah menjadi orang yang penuh kebencian - kemudian menggunakan sepucuk senjata membunuh orang lain yang juga telah dibesarkan dengan kasih sayang seorang ibu dan ayah di suatu tempat, yang telah dipelihara dan diasuh seperti sekuntum bunga yang indah di taman dengan segenap kasih, perlindungan, perhatian, serta harapan untuk masa depan. Kemudian - bum, begitu saja - dengan satu peluru, mati. Mimpi yang demikian indah lenyap dihempaskan.

Ada berapa banyak generasi seperti anak muda rupawan seperti itu? Mereka sedang berada di masa emas mereka dan mereka sangat terinspirasi dengan kepahlawanan. Kita tidak boleh mempergunakan itu untuk mengubahnya menjadi rasa benci untuk alasan apa pun, karena itu salah; itu salah. Anda yang memiliki anak pasti akan mengerti! Anda mengasuh anak Anda sampai besar bukan untuk mati seperti itu. Dapatkah Anda bayangkan perasaan semua ibu, ayah, dan orang yang mereka kasihi, semua sahabatnya, bahkan tetangganya - itu mengerikan! Inilah saatnya kita harus menghentikan semua yang tidak masuk akal ini. Siapa saja tidak boleh menoleransi ini, tidak boleh terus mendukung dunia semacam ini, betul? (Hadirin : Ya) Orang tidak perlu menjadi seorang praktisi Quan Yin atau rahib Zen untuk mengerti hal ini. Seorang manusia harus mempunyai kesadaran ini, kesadaran bahwa manusia dilahirkan untuk hidup.