Selingan Spiritual

Melukai Musuh adalah
Melukai Seseorang yang Kita Cintai

Oleh saudara inisiat Li Wen-feng, Tainan, Formosa (Asal dalam bahasa China)

Beberapa waktu yang lalu, saya merasa tidak senang kepada seorang rekan sekerja senior dan selalu kehilangan “pahala rohani” dengan mengirimkan amarah saya kepadanya, bahkan sampai berkeinginan untuk melemparkan alat tulis kepadanya. Ketika saya pulang ke rumah setelah jam kerja pada sore itu, saya melihat putra saya mendapat memar di matanya. Hati saya sakit dan bertanya kepadanya, “Apa yang terjadi?” “Saya kehilangan dompet dan seorang teman sekelas menemukannya,” jawab anak saya. “Dia melemparnya kembali pada saya tetapi karena terlalu kuat melemparnya, saya tidak bisa menangkapnya. Dompet itu mengenai mata saya dan menjadi biru lebam.”

Kejadian tersebut mengingatkan saya bahwa bahkan dengan sedikit saja pikiran negatif mengenai seseorang yang tidak kita sukai, sama dengan melukai Tuhan kita yang terkasih. Telah merupakan kehendak Tuhan bahwa kita masing-masing memainkan peran yang berbeda. Tiada seorang pun yang benar maupun salah. Orang-orang yang ditakdirkan untuk pulang ke Rumah akan berangkat; orang-orang yang harus terus memainkan peran mereka dalam drama kehidupan ini akan terus melakukannya. Mereka semua adalah anak-anak Tuhan yang terkasih. Oleh karena itu, kasih kita tidak seharusnya terbatas kepada orang-orang yang kita cintai, tetapi harus mencakup semua mahluk hidup, karena melukai musuh sama saja dengan melukai orang-orang yang kita cintai.

Saya telah menyerah sesaat kepada pikiran negatif terhadap orang lain dan dengan segera putra saya menderita karena hal tersebut. Namun dia memaafkan pihak yang terlibat tanpa menaruh dendam, dan mengatakan bahwa memar tersebut akan hilang dalam beberapa hari. Sekarang matanya kelihatan seperti mata seekor panda. Saya memohon kepada Guru dan putra saya untuk memaafkan saya. Saya berjanji akan menjadi lebih baik di waktu mendatang. Terima kasih, nak! Terima kasih, Guru!