Tokoh dan Peristiwa Indah

Merangkul Para Pengungsi dengan Cinta Kasih – Yang Wei-Ling, “Putri Kamboja”

♥♥♥♥♥♥

Oleh Grup Berita Taipei, Formosa (Asal dalam bahasa China)

Setelah melalui pergolakan politik dan perang saudara, Kamboja melaksanakan pemilihan umum demokrasi yang pertama dengan bantuan PBB di tahun 1993. Momen ini telah mengakhiri kekacauan yang berlangsung lebih dari dua dekade terakhir. Organisasi non-pemerintah (NGO) dari banyak negara sekarang telah memperluas bantuan mereka kepada negara ini, dan di antaranya adalah Field Relief Agency of Taiwan (Badan Bantuan Medan Pertempuran Formosa).

Pendiri badan tersebut, Nona Yang Wei-ling adalah seorang pramugari China Air. Dia sering menjumpai para pengungsi dari Indochina di bandara selama penerbangan. Dia juga memberikan simpati yang besar kepada mereka. Kemudian ketika Komisi Hak Asasi Manusia sedang merekrut para sukarelawan untuk bekerja di penampungan pengungsi di Thailand, dia tanpa ragu-ragu merelakan pekerjaannya yang bergaji besar serta masa mudanya untuk pergi ke Kamboja demi melayani para pengungsi dengan cinta kasih. Ia sangat mengabdi terhadap pekerjaan ini dan hanya memiliki sedikit perhatian terhadap keselamatan dirinya sendiri. Deman tinggi dan kondisi kesehatan yang buruk di tempat itu telah mengganggu kesehatannya. Dia juga mengalami beberapa kecelakaan lalu lintas karena kondisi jalan yang rusak dan memakai kendaraan tua. Dia hampir kehilangan nyawanya sekali ketika mobilnya membelok turun ke dalam selokan. Walaupun kejadian-kejadian yang tidak beruntung ini sering dialaminya, akan tetapi semangat tidak mementingkan diri sendiri yang dimilikinya dalam menolong orang lain tidak diragukan lagi.

Setelah perdamaian dan keadaan di Kamboja membaik pada tahun 1993, lebih dari 300.000 pengungsi kembali dari Thailand. Pada saat itu Yang Wei-ling turut menyertai banyak pengungsi Kamboja yang telah dirawatnya selama lebih dari empat tahun terakhir dan pulang melalui daerah perbatasan dimana kondisinya kadang masih berbahaya. Setelah perang, negara yang runtuh itu menunggu untuk dibangun kembali. Setelah mengamati bahwa rakyat Kamboja memerlukan banyak kebutuhan yang mendesak di luar kapasitas kemampuannya, ia kemudian membentuk kelompok dengan teman-temannya yang mempunyai tujuan yang sama untuk menyediakan bantuan yang terencana bagi para pengungsi. Sebagai hasilnya, di tahun 1995 dia berhasil mendirikan Badan Bantuan Medan Pertempuran Formosa.

Dia dan Badan Bantuan Medan Pertempuran Formosa merangkul tujuan mereka sebagai “Setetes air embun dan sehelai rumput”. Mereka mengumpulkan dana beasiswa untuk anak-anak di Kamboja yang kehilangan pendidikan. Usaha mereka yang lain di antaranya menyedikan bahan pelajaran bahasa China, membangun dan memperbaiki gedung sekolah, mendirikan perpustakaan, dan melatih staf guru dengan harapan untuk membantu anak-anak keturunan China menerima sebuah pendidikan dan menjadi mandiri. Sejauh ini, lebih dari 10.000 anak-anak keturunan China telah memperoleh manfaat, dan setelah itu keadaan keluarga mereka telah membaik.

Selain dari etnik China, Badan Bantuan Medan Pertempuran Formosa juga telah menyumbangkan bantuan yang terus menerus kepada para keluarga Kamboja yang miskin dengan membuka rumah untuk anak-anak tunawisma, pusat kejuruan desa, dan sekolah bahasa Kamboja di Dubasa. Melalui penyediaan akomodasi, latihan kejuruan, pendidikan, pertolongan bencana, dan cara-cara yang lain, Badan ini telah menolong penduduk setempat untuk mandiri, bergantung pada mereka sendiri, dan mendapatkan martabat mereka dalam kehidupan. Di Kamboja, setiap orang telah mengenal Badan Bantuan Medan Pertempuran Formosa. Menteri Senior dari Kementrian Pendidikan, H.E. Kol Pheng, bahkan mengajukan Yang Wei-ling sebagai “Putri Kamboja”.

Nona Yang Wei-ling tidak hanya mengabdi secara pribadi terhadap pekerjaan kemanusiaannya, ia juga menuangkan semua yang telah disaksikannya ke dalam kata-kata dan telah menerbitkan beberapa buku. Karya tulisnya yang mengesankan dan kontribusi penuh kasihnya telah memenangkan banyak penghargaan, termasuk Penghargaan untuk Laporan Tertulis oleh Asosiasi Seni Budaya; Penghargaan Penulis Muda yang Menjanjikan oleh Asosiasi Penulis Wanita; Penghargaan Cinta Kasih dari Wu Chung-sian; Penghargaan Sepuluh Anak Muda Paling Terkenal; Penghargaan Sepuluh Wanita Muda Paling Terkenal; “Medali Pertama” untuk pengabdi NGO internasional atas pekerjaan pembangunan Kamboja setelah perang, dan banyak lagi yang lainnya. Namun demikian, Nona Yang dengan rendah hati berkata bahwa dia hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan, dan dengan murah hati menyumbangkan semua hadiah uang yang diterimanya untuk kepentingan masyarakat.

Cinta kasih tanpa syarat, sumbangan dari Nona Yang Wei-ling, dan semangatnya yang berani telah membawa cahaya harapan kepada penduduk Kamboja dan memberikan contoh yang bersinar bagi dunia. Dia menyatakan dirinya sebagai orang biasa, tetapi perbuatan-perbuatan dan pencapaiannya sangat luar biasa. Ia menumpahkan semuanya ke dalam bukunya: “Orang yang benar-benar kuat bukan pemimpin politik yang memulai perang menuju ke pertumpahan darah, tetapi masyarakat biasa yang memiliki perhatian terhadap orang lain melalui hati mereka, cinta kasih mereka, ketulusan mereka, sumbangan mereka, serta pelayanan mereka.”

Untuk informasi lebih lanjut tentang Badan Bantuan Medan Pertempuran Formosa, silakan mengunjungi: http://www.fra.org.tw/chservice_1.htm (China)