Sejak umur 15 tahun, Saudara-inisiat Kim sudah keluar masuk penjara. Di sana dia mendapat peringatan yang serius, dan setiap kali dibebaskan, dia selalu tersesat lagi karena tidak ada bimbingan yang dapat dia ikuti menuju ke jalan yang lebih baik. Selain itu, dia mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat karena masyarakat selalu memandang rendah kepadanya. Dia belajar mencopet dan sejak saat itu dia telah menghabiskan berpuluh-puluh tahun keluar masuk penjara karena berbagai bentuk pencopetan, kekerasan, obat terlarang, dan sebagainya. Ketika ditangkap kembali pada saat dia berumur 35 tahun dan dihukum selama 9 tahun, dia sangat menderita karena ketakutan kehilangan istri dan anak laki-lakinya dalam jangka waktu yang begitu lama. Dia juga khawatir bahwa anak laki-lakinya akan berpikir buruk tentang dirinya setelah dia tumbuh dewasa. Penjara adalah tempat yang sangat dia kenal, dan karena dia tahu cara untuk hidup lebih nyaman di situ, dia tidak khawatir untuk menghabiskan beberapa tahun di dalam penjara. Akan tetapi, pikiran tentang dirinya yang tidak dapat berkumpul bersama keluarganya dan ketidakmampuannya untuk melakukan sesuatu bagi mereka telah membuatnya menderita. Dia mulai menangis dengan penuh penyesalan, dan melewati hari-hari dengan penyesalan yang mendalam sementara dia merefleksikan masa lalu dan tingkah lakunya yang buruk. Dia tidak hanya berpikir tentang korban yang telah dia sakiti, tetapi juga orang tua kandungnya yang telah dia tinggalkan. Tahun demi tahun dia lalui dalam kesedihan seperti itu. Kemudian, dalam pencariannya untuk mendapatkan kedamaian jiwa, Kim mulai mempelajari berbagai tulisan dan buku filosofi untuk mencari bimbingan dalam hidupnya. Suatu hari, dia menghadiri pertemuan spiritual ketika beberapa biarawan mengunjungi penjara itu. Salah satu dari biarawan tersebut memperkenalkan Metode Quan Yin dan menunjukkan video ceramah Guru Ching Hai. Pada saat itu, teks terjemahan di layar begitu kecil sehingga dia tidak dapat mengerti apa yang dikatakan oleh Guru. Tetapi, dia melihat sesuatu yang istimewa dari Guru di dalam video. Pikiran muncul dalam dirinya bahwa Guru ini pasti merupakan orang yang tercerahkan seperti Yesus atau Buddha Shakyamuni. Hal ini membuat dirinya tertarik kepada Guru Ching Hai dan metode yang diajarkan-Nya. Dia merasakan keinginan yang kuat untuk menerima ajaran-Nya, dan dia kemudian pergi menemui penjaga untuk meminjam buku yang ditinggalkan oleh para biarawan itu. Setelah membaca sampai pada volume kedua, dia yakin bahwa isinya sama dengan tulisan yang lain yang telah dia pelajari, jadi dia berhenti membaca dan tidak memikirkannya lagi. Waktu berlalu. Pada suatu hari, Kim melihat temannya berpakaian rapi dan tergesa-gesa untuk pergi ke suatu tempat. “Apakah kamu ingin pergi ke suatu pertemuan?” dia berkata sambil bergurau. Temannya kemudian mengatakan bahwa dia adalah anggota dari grup Metode Quan Yin yang mengadakan kunjungan secara rutin di penjara, dan hari ini ada kelas meditasi yang diadakan. Kim terpukau mendengar hal ini dan dia tiba-tiba teringat video serta buku Guru yang pernah dilihatnya. Dia kemudian memutuskan untuk mengikuti grup studi tersebut dan pergi dengan temannya untuk belajar metode meditasi. Setelah mempelajari Metode Kemudahan, Kim mendapat pengalaman batin yang bagus dan yakin bahwa Guru Ching Hai adalah sungguh-sungguh makhluk yang tercerahkan. Dia tertatih-tatih untuk dapat mengikuti diet vegetarian murni supaya bisa mendapatkan inisiasi penuh dari Guru. Seperti yang diketahui, makanan yang diberikan di penjara terdiri dari nasi, sup, dan dua jenis makanan lainnya. Sup dan makanan lainnya selalu berisi daging. Selama beberapa tahun dia melakukan usaha yang terbaik untuk dapat bervegetarian murni dan memilih makanan tambahan yang berisi unsur daging yang paling sedikit, dan mencucinya berulang-ulang dengan air. Meskipun banyak kesulitan untuk dapat mempertahankan diet vegetarian dan juga tak ada yang mengerti tentang latihannya, keputusannya sangat teguh dan dia mendapat banyak pengalaman spiritual yang luar biasa. Jika saja dia dapat diinisiasi, dia berpikir bahwa itu dapat diibaratkan seperti mendapatkan seluruh dunia. Akan tetapi, dia masih memiliki sisa tiga tahun di penjara. Karena kerinduannya untuk diinisiasi, Kim dengan sungguh-sungguh berdoa kepada Guru dan menulis surat kepada-Nya. Tanpa diduga, sehari setelah menulis surat, Guru muncul di hadapannya selama meditasi dan memanggil namanya dengan suara yang jelas. Ketika dia menjawab, Guru tiba-tiba menyebutkan kata-kata “inisiasi”, dan pada saat itu juga dia mendapatkan pengalaman diinisiasi. Setelah itu, dia memiliki perasaan yang begitu nyaman meskipun awalnya dia tidak mengerti arti dari pengalaman itu. Hanya akhir-akhir ini dia baru mengerti ketika dia menonton sebuah video Guru. Dalam video tersebut Guru mengatakan bahwa upacara inisiasi hanyalah waktu untuk menjelaskan segala sesuatu. Akan tetapi, inisiasi yang sebenarnya berasal dari transmisi batin. Ketika mendengarkan penjelasan ini, dia menyadari bahwa pengalamannya 10 tahun yang lalu di penjara adalah pengalamannya sewaktu Guru sedang memberikan inisiasi kepadanya. Sejak saat itu, setiap hari Kim selalu berpikir tentang Guru dan menghabiskan setiap waktu dengan menyebut nama-Nya sampai dia meninggalkan penjara. Ketika dia keluar dari penjara, dia kemudian menerima inisiasi. Akan tetapi, selain kebahagiaannya setelah menerima inisiasi, dia juga menemui kesulitan untuk bertahan hidup. Dia harus bekerja keras untuk mendapatkan uang bagi keluarganya dan mendapat godaan untuk kembali ke cara hidupnya yang lalu. Karena kesombongannya, dia tidak mau melakukan pekerjaan yang sederhana, maka dia kembali melakukan pencopetan dan berdagang stok. Suatu hari, dia datang ke Center dan dia melihat pesan yang tertempel di papan. Bunyi pesan itu: “Siapa pun yang telah membohongi Guru dan para praktisi yang lain, maka ia tidak diizinkan datang ke Center.” Merasa bahwa pesan itu adalah untuknya, maka dia kemudian merasa menyesal di dalam lubuk hatinya dan tidak ingin pergi ke Center lagi. Meskipun merasa sangat tersiksa sepanjang waktu, dia tetap mencopet dan membenci dirinya karena melakukan itu dan tidak dapat menghentikan kebiasaan buruknya itu. Akhirnya, dia ditangkap oleh polisi. Akan tetapi, pada saat itu dia merasakan kebebasan dan kebahagiaan dalam dirinya. Dia kembali ke penjara dengan jiwa yang damai dan siap membayar kesalahannya. Dia bahkan meminta sel pribadi. Di sana dia menghabiskan harinya dengan bertobat dan berlatih meditasi. Setelah beberapa lama, dia juga menyadari bahwa penghuni sel yang ada di sebelahnya juga mencari jalan pembebasan, jadi dia memutuskan untuk membantunya belajar bermeditasi. (Penghuni sel ini sekarang sedang berlatih Metode Kemudahan dengan rajin dan menunggu inisiasi setelah hukumannya berlalu.) Ketika Kim keluar dari penjara kali ini, dia dengan sepenuhnya keluar dari kesalahannya di masa lampau, dan dia kemudian mengerjakan pekerjaan sederhana untuk mendapatkan penghasilannya. Kim sangat berterima kasih kepada Guru karena telah memaafkannya. Dia berdoa agar dunia dapat menjadi tempat yang damai dan lebih baik untuk ditinggali. Dia kemudian mengarahkan seluruh energinya untuk menyebarluaskan ajaran Guru dan pesan ‘Cara Hidup Alternatif’. Dia bergabung dengan inisiat yang lain untuk mengunjungi penjara dan membantu para narapidana untuk bertobat dari kelakuan mereka di masa lampau serta membuka lembaran kehidupan yang baru. Dia mencoba untuk berbagi dengan mereka bahwa surga dan pembebasan jauh lebih berarti daripada kehidupan material. Untuk membantu narapidana menjadi vegetarian, dia mengirimi mereka uang untuk membeli makanan vegetarian dan mengajak para inisiat lain untuk membantu mereka. Dia melakukan hal ini karena dia percaya bahwa setiap narapidana sangat memerlukan perhatian hangat dari para praktisi. Para narapidana dari penjara Daegu, Andong, Chungsong, dan Busan yang telah belajar Metode Kemudahan mengirimkan surat kepada inisiat setempat tentang harapan, impian, serta pertobatan mereka. Sekarang Kim bertanggung jawab untuk mengurus penjara Busan. Dia membaca setiap surat dari narapidana dan telah menjadi tanggung jawabnya untuk membalas serta mendorong mereka. Dia sungguh mengerti kesakitan serta penderitaan para narapidana, dan dia terus berdoa agar mereka dapat menerima pembebasan abadi serta kebahagiaan sempurna dari Guru, dan membawa manfaat bagi diri mereka sendiri maupun dunia sementara mereka menemukan arti sesungguhnya dari kehidupan mereka.
|