Pandangan
Perkembangan Positif di Planet Bumi

terhadap Perang antara Israel
dan Gerilyawan Hizbullah

 

Oleh Saudari-inisiat Ruby, Boston, Massachusetts, Amerika Serikat
(Asal dalam bahasa Inggris)

Baru-baru ini saya menunjukkan film Italia “Life is Beautiful (Hidup itu Indah)” kepada murid-murid saya di rumah tahanan remaja. Film itu menggambarkan bagaimana seorang pria menyelamatkan istri dan anaknya dari kekejaman Nazi. Murid-murid saya terguncang dengan tindakan tidak waras para Nazi.

Pada saat yang sama, media dipenuhi berita tentang perang di Timur Tengah serta konflik di belahan dunia yang berbeda. Murid-murid saya terus mengatakan kepada saya bahwa Perang Dunia Ketiga akan pecah dengan segera. Sebaliknya, saya terus mengatakan kepada mereka, “Saya bertaruh pada kalian semua bahwa dunia akan menjadi lebih penuh kasih dan damai!” Mereka tidak mempercayai saya; mereka berpikir bahwa saya hidup dalam sebuah dunia mimpi. Saya tidak tahu bagaimana meyakinkan mereka. Saya hanya tahu bahwa karena kesadaran dunia telah diangkat, maka bumi kita dalam masa yang singkat akan menjadi sebuah surga. Sayangnya, saya kekurangan bukti kuat bagi sudut pandang saya.

Beberapa waktu kemudian, Perserikatan Bangsa-Bangsa dengan suara bulat mengeluarkan sebuah resolusi untuk menghentikan perang antara Israel dan gerilyawan Hizbullah. Sekitar 15.000 penjaga perdamaian dari seluruh dunia akan dikirim ke Lebanon Selatan untuk membantu menenangkan wilayah itu pada saat pasukan Israel ditarik. Tiga hari setelah resolusi dikeluarkan, Lebanon akhirnya damai. Hiruk-pikuk roket dan senjata menghilang; sebaliknya, kembang api berbunyi di jalan-jalan Lebanon. Penduduk Lebanon Selatan akhirnya dapat kembali ke rumah dengan bahagia bercampur duka cita. Selama perang lima minggu, lebih dari seribu orang terbunuh, dan banyak lainnya yang kehilangan tempat tinggal. Itu merupakan mimpi buruk bagi kebanyakan penduduk Lebanon dan Israel.

Melihat gencatan senjata yang terjadi, setiap murid di kelas tersentuh oleh kebahagiaan orang-orang Lebanon. Mereka juga merasa lega bahwa mendung perang akhirnya telah terlewati. Malaikat kedamaian akhirnya kembali ke wilayah itu. Setelah warta berita, saya mengatakan kepada murid-murid saya, dunia kita akan menjadi lebih dan lebih indah; ia akan menjadi planet yang penuh damai dan kasih. Mendengar hal itu para murid hanya terdiam. Saya juga menjelaskan lebih lanjut kepada mereka bahwa ada semakin banyak orang di seluruh dunia yang terbangunkan dan bekerja sama untuk membawa perdamaian ke setiap sudut planet kita. Energi kasih tumbuh lebih kuat dan secara bertahap menggantikan energi kebencian dan kekejaman yang telah terkumpul dari masa lalu. Sebagai hasilnya, cara-cara diplomatik digunakan daripada cara militer untuk menyelesaikan konflik antara bangsa yang berbeda. Sekarang ini, orang cenderung untuk menyelesaikan masalah ini dengan sikap yang lebih damai. Sebuah kekejaman seperti Perang Dunia Kedua tidak akan pernah diizinkan untuk terjadi lagi.

Pada permulaan perang ini, kebanyakan negara Arab dan Barat berpikir bahwa Israel berhak membela diri atas tindakan penculikan yang dilakukan para Gerilyawan Hizbullah. Akan tetapi, setelah perang berlanjut, kematian dan kerusakan membuat seluruh dunia terbangun. Perang bukanlah solusinya! Itu adalah tindakan yang tidak beradab. Setelah melihat penderitaan orang Lebanon, maka penduduk di seluruh dunia tidak dapat menoleransi tindakan biadab seperti itu lagi. Dengan tekanan dari banyak pihak, maka banyak negara di seluruh dunia mulai mengutuk tindakan Israel. Tekanan internasional memaksa Israel dan para pendukungnya untuk menerima resolusi damai.

Hal ini bagaimanapun telah menunjukkan bahwa kesadaran seluruh dunia terus meningkat. Saya percaya bahwa hari tanpa perang dan tanpa penderitaan akan datang lebih cepat jika seluruh penduduk di planet ini mau belajar untuk saling mencintai.

Film Italia “Life is Beautiful (Hidup itu Indah)”

Referensi:
http://www.msnbc.msn.com/id/14258758/
http://www.cnn.com/2006/WORLD/meast/08/11/mideast.main/index.html
http://en.wikipedia.org/wiki/2006_Israel-Lebanon_conflict