Pada bulan Mei Tahun Emas 2 (2005), ketika mengetahui bahwa permohonan pensiun yang diajukan pada waktu sebelumnya telah disetujui, maka saya sangat gembira. Akhirnya, setelah mengajar selama 30 tahun, saya dapat mengakhirinya secara penuh di akhir semester. Sebagai bagian dari tradisi, sekolah saya merencanakan pesta perpisahan di akhir bulan Juni. Akan tetapi, karena saya adalah satu-satunya guru yang vegetarian di sekolah itu, maka saya enggan melihat semua orang saling mengucapkan salam sambil memakan daging dan meminum alkohol seperti yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Jadi, saya memberitahukan keprihatinan saya kepada direktur personalia dan berharap dapat membatalkan pesta seperti itu. Setelah berbicara dengannya beberapa kali, saya terkejut ketika beberapa hari kemudian direktur itu memberitahukan bahwa pesta tetap diadakan seperti biasa tanpa pengecualian karena ini merupakan tradisi di sekolah itu. Dan yang menambah kegembiraan saya adalah dia dan kepala sekolah memutuskan untuk mengadakan pesta vegetarian sesuai keinginan saya. Saya hanya perlu memberitahukan lokasi beberapa restoran, kemudian mereka akan mengurus semua yang lain dan saya tidak perlu mengkhawatirkan apa-apa. Dalam rapat karyawan keesokan harinya, direktur tersebut mengumumkan, "Saya secara khusus merencanakan pesta perpisahan yang menyajikan makanan sehat istimewa, bukan hanya tidak membebankan tubuh fisik Anda, tetapi juga memberikan Anda kesempatan untuk menikmati jenis makanan yang berbeda. Saya mengajak semua orang untuk bergabung dengan kami!" Mendengar pengumuman itu, saya sangat mengagumi cara penyampaiannya yang fleksibel. Untuk membalas kebaikan dari rekan-rekan sekerja, saya kemudian meminta orang untuk merancang sebuah kartu sebagai "hadiah rohani", yang di dalamnya terdapat salah satu puisi saya dan ucapan selamat dari saya. Kartu yang dilipat enam ini tampak sangat menarik. Saya juga mengupah orang tua murid saya yang berasal dari Indonesia yang merupakan seorang pembuat kue yang hebat untuk membuatkan kue nanas sebagai "hadiah material". Mereka yang menerima hadiah ini sangat bahagia karena hadiah itu berisi banyak kasih sayang dari saya. Pada hari pesta, saya datang lebih cepat dari yang lain; saya menutup mata saya dan berdoa kepada Guru untuk memberkahi pesta ini dan mempersembahkan semua yang terindah kepada Guru. Semuanya terjadi sesuai keinginan. Suasana sangat hangat dan ramah, pelayanan restoran sangat bagus, dan makanan juga sangat lezat. Hampir semua karyawan sekolah hadir, kecuali beberapa yang harus menjaga sekolah; sepuluh meja makan penuh ditempati oleh kami. Dalam acara hiburan, dua orang guru pembawa acara membawakan puisi saya bait per bait secara bergantian yang dirangkai dalam pertunjukan sehingga tercipta suasana yang puitis. Lebih dari sepuluh guru menyanyikan lagu rohani dengan diiringi seruling, hal ini benar-benar menyentuh hati saya. Terlebih lagi, untuk menghormati pantangan saya, guru-guru yang biasanya suka minum arak menahan diri untuk tidak minum dalam acara tersebut. Sudah satu tahun pesta yang sempurna ini berlalu, tetapi kenangannya masih jelas di dalam ingatan saya. Saya menulis artikel ini untuk memberi tahu orang-orang, yang berada dalam situasi sulit karena merupakan satu-satunya orang yang bervegetarian, agar tetap tegar dan jangan pernah putus asa dalam memperjuangkan prinsip kita sendiri. Dalam masa puluhan tahun yang telah berlalu, saya telah melewati masa-masa salah paham dengan orang-orang sampai akhirnya menikmati rasa saling mengerti dengan mereka. Itu semua berkat berkah Guru yang sempurna sehingga saya dapat melewati semua itu dan akhirnya mendapatkan hasil yang sempurna.
|