Musik dan Kehidupan
Setangkai Teratai Emas Telah Meninggalkan Dunia
Dirangkum dari Supreme Master Televisi, Episode 161 dan 162 Pada suatu pagi di akhir Maret 1991, sewaktu tur ceramah di Amerika Serikat, Maha Guru Ching Hai menerima undangan persahabatan dari Yang Mulia Thich Man Giac untuk mengunjungi sebuah wihara Au Lac di Los Angeles, Amerika Serikat. Yang Mulia Thich Man Giac dan Maha Guru Ching Hai sudah saling mengenal sebelumnya. Pada kesempatan ini, mereka berbincang-bincang seperti teman lama saja. Mereka tertawa-tawa, seakan-akan Surga dan Bumi bergabung bersama dalam kesemarakan, sehingga inti sari Zen seperti menembus alam dunia. Yang Mulia Thich Man Giac, juga merupakan seorang penyair yang berbakat dan beliau adalah kepala dari Wihara Buddha Au Lac sampai akhir hayatnya pada tanggal 13 Oktober Tahun Emas 3 (2006). Tergerak oleh berita meninggalnya Yang Mulia Thich Man Giac, Maha Guru Ching Hai menggubah puisi “Teratai Emas” dan “Sayonara” sebagai dedikasi untuk beliau. Seperti yang disampaikan oleh kepala biarawan yang sekarang, Truong Vi, dalam sebuah wawancara baru-baru ini di wihara, Maha Guru Ching Hai dan Yang Mulia Thich Man Giac jelas saling menghormati. Pada tanggal 21 Februari Tahun Emas 4 (2007), beberapa inisiat mengunjungi Wihara Buddha Au Lac untuk memberikan persembahan Maha Guru Ching Hai sebesar 7.000 dolar AS bagi wihara tersebut. Waktu menerima persembahan ini, Kepala Biarawan Truong Vi sangat tergerak hatinya dan tidak dapat berkata-kata. Dia memberikan sebuah buku mengenai Yang Mulia Thich Man Gic dan menulis:
Maha Guru Ching Hai menghargai puisi Yang Mulia Thich Man Giac dan membacakan puisi beliau dengan gaya Au Lac tradisional. Pembacaan puisi ini direkam dalam koleksi berjudul “Teratai Emas”, dalam DVD-770 dan CD-M035.
|