Laporan Khusus


Sebuah Peristiwa
yang Tak Terlupakan:



Perayaan Tahun Baru Imlek
Tahun Emas 4
dan Retret Internasional

Laporan Gabungan oleh Grup Berita Amerika Serikat dan Formosa
(Asal dalam bahasa China dan Inggris)

16 Februari – Dengan Gembira Menyambut Kembalinya Guru

Ketika rekan-rekan inisiat sedang sibuk mendekorasi lokasi untuk Retret Internasional Tahun Baru Imlek, tiba-tiba sebuah taksi berwarna kuning menuju pintu gerbang utama Center Hsihu. Penumpang di dalam taksi itu kemudian menurunkan jendela mobil dan dengan lembut bertanya kepada penjaga gerbang: “Bolehkah saya masuk?” Pada mulanya, penjaga itu terperangah, kemudian terpesona, dan berteriak dengan keras: “Oh! Guru telah kembali!” Wajah-wajah para inisiat dipenuhi dengan kegembiraan saat melihat Guru kembali setelah sekian lama. Semua orang kemudian bergegas ke pintu gerbang dan berbaris menyambut Ibunda Guru yang telah kembali ke Hsihu setelah lebih dari sepuluh tahun.

Guru meminta pengemudi taksi untuk maju sepelan mungkin agar Beliau dapat melambaikan tangan dan mengucapkan “Halo!” kepada semua rekan-rekan sepelatihan. Mata Beliau yang penuh kasih senantiasa bersinar bagaikan berlian, dan dalam bagaikan lautan yang menatap ke setiap orang ketika mobil itu lewat. Mata yang berlinangan air mata dan wajah penuh senyum dari para inisiat mengungkapkan kenangan dan emosi kerinduan terhadap Guru. Saat melihat Guru kembali ke Hsihu sendirian dengan taksi dan memakai pakaian kasual serta membawa koper-Nya sendiri, kita dapat membayangkan bagaimana Beliau bekerja keras berkeliling dunia dan berharap agar sesedikit mungkin merepotkan murid-murid Beliau. Kasih dan perhatian Guru yang tak terbatas amat menyentuh hati rekan-rekan inisiat!

17 Februari – Perayaan Reuni Malam Tahun Baru

Bapak Manuel Morato (kiri), Presiden Yayasan Hadiah Perdamaian Gusi,
dan kemenakan laki-lakinya
Sekretaris dan asisten dari Bapak Morato
Guru menyambut Mantan Duta Besar untuk Kerajaan Kamboja, Bapak Thelmo Cucanan dan istri; serta Belinda Cucanan, Editor harian Philippine Daily Inquirer.
Guru berdiri bersama Senator Filipina Heherson Alvarez dan istri, serta Cecile Alvarez, Penasihat Presiden untuk masalah Kebudayaan

Pada siang hari, rekan-rekan inisiat berbaris di kedua sisi jalan di luar pintu gerbang utama Center Hsihu sambil bersorak dan bertepuk tangan menyambut para tamu kehormatan dari Filipina dengan hangat. Guru mengundang para tamu ke Sungai Nektar, bergabung dengan rekan-rekan inisiat untuk menikmati pesta barbeque di malam hari. Saat hampir tengah malam, Guru dan para tamu bergabung kembali bersama kami untuk menyambut perhitungan mundur menuju Tahun Babi dan melakukan toast untuk Tahun Baru dengan gembira. Kembang api yang panjang terlihat bagaikan sumber cahaya. Kembang api yang begitu cemerlang dan berkelap-kelip membuat kami merasa seperti berada di negeri dongeng.

Guru dan para tamu kehormatan dari Filipina menyaksikan pancaran kembang api yang menakjubkan.

18 Februari : Tahun Baru yang Penuh Damai

Masing-masing inisiat dari semua negara, mengenakan pakaian tradisional mereka yang berwarna-warni untuk merayakan datangnya Tahun Emas 4. Di dalam pesta bergaya taman, para inisiat dan tamu dijamu oleh makanan Tahun Baru yang mewah dan lezat dari berbagai negara. Dengan memakai kostum Kaisar Dinasti Ching, Guru tiba dengan kursi sedan dan melambaikan tangan kepada semua orang. Guru berhenti di berbagai stan makanan di sepanjang jalan untuk mencicipi makanan ringan bersama para tamu. Ketika Beliau tiba di Perkampungan Au Lac, Beliau sangat gembira saat melihat beberapa makanan Tahun Baru yang lezat dan karya-karya seni yang Beliau ingat ketika Beliau masih muda. Guru menerangkan setiap karya seni itu dengan terperinci kepada para tamunya dan dengan ramah mempersembahkannya sebagai hadiah.

Kemudian Guru menuju ke Aula Kasih Suci – area tenda meditasi yang besar – untuk merayakan acara bersama rekan-rekan inisiat dan menyaksikan pertunjukan yang menarik. Beliau menyanyikan lagu Tahun Baru yang riang bersama kami dari lirik yang Beliau ciptakan sendiri sebagai berikut, bernyanyi dengan irama lagu Happy Birthday: Happy New Year Heaven, Happy New Year On Earth, Happy New Year All Beings, Happy Peaceful New Year.” (“Selamat Tahun Baru Surga, Selamat Tahun Baru Bumi, Selamat Tahun Baru Semua Makhluk, Selamat Tahun Baru yang Penuh Damai).”

Guru berkata, “Akan ada perdamaian, seperti yang telah dikatakan oleh Tuhan. Akan ada cahaya. Sepertinya kita akan segera mencapai perdamaian, walaupun kita masih mempunyai sedikit percekcokan di sana-sini di antara musuh dalam inkarnasi kehidupan yang sebelumnya. Jadi, mereka sedang meluruskannya, dan itu adalah masalah mereka. Tetapi, kelihatannya kita mengalami lebih banyak perdamaian dibanding sebelumnya, dan akan terjadi lebih banyak perdamaian, dan ini adalah cara yang seharusnya…karena di dalam perdamaian kita dapat membangun kembali negara, hanya di dalam perdamaian kita dapat membangun kembali hubungan antar manusia, hanya di dalam perdamaian kita dapat mencapai Surga.”

Guru juga memberikan ceramah yang memberi inspirasi mengenai masalah lingkungan hidup, menjelaskan bahwa kita harus menghemat energi, sebagai contoh, dengan menggunakan bola lampu hemat energi, membeli mobil bebas polusi, menggunakan kendaraan berbarengan untuk pergi bekerja atau berbelanja, mendaur ulang barang-barang yang bisa dipakai, menghemat air, menghemat listrik, dll. Ini bukan hanya masalah menghemat uang saja, tetapi juga untuk menyelamatkan dunia.

Baguslah karena kita sudah berpola makan vegetarian, karena pola makan vegetarian juga elemen yang penting untuk menyelamatkan dunia, sebagaimama yang diumumkan dalam laporan yang baru diterbitkan oleh Organisasi Pertanian dan Pangan PBB (FAO), yang mencantumkan bahwa peternakan memberikan sumbangan yang besar dalam emisi gas rumah kaca yang berbahaya. (untuk informasi lebih lanjut, silakan merujuk ke
http://www.fao.org/newsroom/en/news/2006/1000448/index.html)

Penyerahan Penghargaan Kepemimpinan Cemerlang di Dunia

Pada malam itu, acara penyerahan Penghargaan Kepemimpinan Cemerlang di Dunia diselenggarakan di Aula Kasih Suci, untuk memberikan kehormatan kepada mantan Presiden Filipina, Fidel Ramos; Presiden Yayasan Gusi, Bapak Manuel Morato; dan Senator Heherson Alvarez atas tindakan kemanusiaan mereka dalam membantu pengungsi Au Lac yang sedang mencari suaka beberapa tahun yang silam. Tamu-tamu terkemuka setempat yang hadir dalam acara ini adalah: Bapak Gu Min, anggota komite UNESCO; Bapak Su Wen-hui, Kepala Biro Administrasi Sipil Miaoli beserta istri; Bapak Huang Lung-fu, Kepala Departemen Adat Tradisional dan Agama; Wali Kota Hsihu, Bapak He Mu-yan beserta istri; Ibu Yang Xiu-xia, mantan Wali Kota Hsihu; Bapak Wu Jun-yi, Kepala Desa dari Desa Sanhu; Bapak Gu Mu-xian, Direktur Perhimpunan Tani Kotapraja Hsihu; Bapak Zhu Zeng-cheng dari Departemen Kepolisian; Wakil Masyarakat Kota Zhu Qiu-rong beserta istri; Ibu Huang Mei-ying, mantan Direktur Perkumpulan Pekerja Sukarelawan kota Taipei; dan banyak yang lainnya.


Para tamu kehormatan dari Formosa

Para tamu pertama-tama menyaksikan video yang berjudul “Hati Emas Orang Filipina”, sebuah film dokumentasi yang menggambarkan bagaimana pemerintah Filipina dan warganya memberikan bantuan kemanusiaan kepada pencari suaka dari Au Lac. Pada tahun 1979, Imelda R. Marcos, yang kemudian menjadi Ibu Negara Filipina, adalah orang pertama yang berada di barisan terdepan dalam menggalang dukungan dan menyediakan tempat penampungan sementara bagi ribuan manusia perahu dari Au Lac yang terapung di Teluk Manila. Pada tahun 1995, Komisi Tinggi PBB untuk Para Pengungsi (UNHCR) menghentikan pendanaan untuk kamp pengungsi di seluruh Asia, sehingga beberapa negara merasa perlu untuk memulai proses pemulangan yang mengundang kesedihan mendalam dari para pengungsi.

Karena merasakan kesedihan mereka yang mendalam, Maha Guru Ching Hai membaktikan banyak waktu, energi, dan sumber dana Beliau untuk meringankan keputusasaan mereka yang kehilangan negara. Beliau memberikan kata-kata penghiburan, bantuan material, dan dukungan spiritual kepada mereka. Pada saat itu, Bapak Manuel L. Morato sangat tersentuh oleh situasi pengungsi Au Lac. Bapak Manuel L. Morato yang baru saja bertemu dengan Maha Guru Ching Hai dapat merasakan keputusasaan dari para pengungsi. Beliau kemudian mengambil inisiatif untuk memohon kepada Duta Besar Masalah Luar Negeri atas nama mereka. Lalu dia secara pribadi menemani Maha Guru Ching Hai untuk bertemu dengan pejabat pemerintah maupun pejabat swasta, untuk menyediakan bantuan dasar dalam misi meringankan penderitaan para pengungsi.

Pada tahun 1995, Presiden Fidel Ramos menerbitkan sebuah keputusan yang mengizinkan 5.000 pengungsi Au Lac untuk menetap, dimana pada saat yang sama negara lain sedang mengembalikan mereka ke laut. Bapak Heherson Alvarez berusaha memberi pengesahan hukum dan memberikan hak mengungsi bagi orang-orang yang keluar dari Au Lac, sehingga mereka bisa tinggal di Filipina. Dr. Rene Santos beserta keluarganya membawa Guru ke berbagai stasiun televisi dan radio sehingga Beliau bisa memiliki kesempatan untuk menyatakan permohonan suaka bagi keadaan pengungsi Au Lac yang menyedihkan. Banyak pihak lain yang tak terhitung jumlahnya yang memiliki hati yang welas asih, termasuk anggota Gereja Katolik dan warga Filipina lainnya. Semuanya dengan penuh kasih merangkul dan menyambut pengungsi Au Lac bagaikan keluarga mereka sendiri.

Para inisiat Au Lac mempersembahkan bunga kepada orang Filipina.

Setelah menonton film dokumentasi ini, rekan-rekan inisiat dari Au Lac mempersembahkan bunga kepada sponsor mereka yang baik hati. Mantan presiden Filipina, Fidel Ramos, diundang sebagai penerima penghargaan utama. Walaupun beliau tidak bisa hadir karena adanya janji yang telah dibuat sebelumnya untuk menjadi ketua bersama dalam konferensi dunia tahunan di China, sebuah foto yang berukuran lebih besar dari beliau sendiri, mendominasi pusat panggung, dan Guru naik ke atas panggung untuk mempersembahkan bunga kepada foto beliau sebagai ucapan terima kasih akan bantuan kemanusiaan yang telah beliau berikan kepada pencari suaka dari Au Lac. Pada saat itu, Guru kita yang terkasih menjadi begitu emosional dan meneteskan air mata.

Guru mempersembahkan bunga kepada mantan presiden Filipina, Fidel Ramos

Sesudah itu, Guru mempersembahkan Penghargaan Kepemimpinan Cemerlang di Dunia kepada Bapak Morato ♥♥♥♥♥♥ dan kepada Senator Alvarez ♥♥♥♥♥♥. Bapak Alvarez teringat bagaimana mereka telah membantu pengungsi Au Lac untuk menetap. Dia juga memuji Guru atas bantuan Beliau karena mempunyai kasih yang begitu besar kepada para pengungsi. Bapak Morato, selama acara dan dalam surat korespondensi yang dikirimkan setelah dia kembali ke negaranya, mengungkapkan terima kasihnya kepada Guru dan Asosiasi Beliau. Dia juga memuji Beliau sebagai orang yang penuh kasih dan berkata bahwa ketika Beliau bertemu dengannya untuk meminta bantuan, dia merasa bahagia karena bisa membantu. Dia juga berkata bahwa dia merasa bersemangat, sangat segar, dan tercerahkan ketika berada bersama dengan kelompok kita. Ia juga menambahkan: “Betapa saya sangat berharap agar semua orang di dunia akan bersikap seperti murid-murid Anda. Dengan demikian, dunia sungguh akan menjadi tempat yang damai untuk ditinggali.”



Guru mempersembahkan Penghargaan Kepemimpinan Cemerlang di Dunia
kepada Bapak Morato dan Senator Alvarez.

Guru juga berbicara di atas panggung untuk mengungkapkan terima kasih Beliau kepada orang-orang Filipina yang telah membantu para pengungsi pada saat-saat yang dibutuhkan. Beliau berkata bahwa penghargaan ini dipersembahkan atas nama semua pengungsi di dunia untuk menunjukkan rasa terima kasih kita kepada semua bangsa. Beliau sekali lagi berterima kasih kepada mereka karena telah membantu para pengungsi menyembuhkan luka-luka mereka dan meraih martabat mereka kembali sebagai manusia. Beliau berharap agar di masa yang akan datang tidak akan ada perang lagi, dan kata tersebut akan dilupakan dalam kosa kata umat manusia, dan bahwa suatu hari nanti tidak ada lagi perbatasan yang tersisa di antara negara-negara dan juga semuanya akan menjadi saudara dan saudari dalam keluarga global yang besar.


Sesudah itu, acara perayaan Tahun Baru Lunar dimulai. Standar pertunjukan inisiat yang tinggi dari berbagai negara mendapat sorak sorai yang bergemuruh serta tepuk tangan dari hadirin. Setelah acara pertunjukan, Ibu Cecile Alvarez, atas nama Bapak Joe Lad Santos dan Bapak Ricardo Nolasco dari Institut Seni Komik dan Ilmu Pengetahuan Filipina mempersembahkan sebuah plakat penghargaan kepada Guru beserta sebuah contoh lukisan yang dilukis oleh beberapa seniman Filipina. Dia juga memberikan sebuah rekaman kaset kepada Guru yang berisi acara yang dipandu oleh Ibu Alvarez, yang melaporkan tindakan welas asih Guru dalam membantu korban bencana di Filipina. Ibu Alvarez juga memberikan sepotong kain dari masyarakat Muslim kepada Guru yang melambangkan “terlepas dari ras dan warna kulit, ada aspek kemanusiaan yang sama”, dan juga ucapan terima kasihnya karena Guru telah membantu Earthsaver's Dream Ensemble.

Atas nama Universitas Politeknik Filipina, Bapak Morato mempersembahkan sebuah lukisan kepada Guru.

Ibu Alvarez mempersembahkan hadiah dan plakat penghargaan kepada Guru Bapak Morato mempersembahkan sebuah lukisan dari Universitas Politeknik Filipina kepada Guru