Laporan Khusus INDONESIA
Konferensi “Vegan Organik Demi Kemakmuran dan Demi Menyelamatkan Planet dari Perubahan Iklim” di Indonesia
Oleh Grup Berita Indonesia (Asal dalam bahasa Inggris)

Pada tanggal 22 Oktober,Tahun Emas 6 (2009), sebuah konferensi yang bertema “Vegan Organik demi Kemakmuran dan Demi Menyelamatkan Planet dari Perubahan Iklim” diselenggarakan bersama oleh Kementrian Lingkungan Hidup Indonesia dan Asosiasi kami di Indonesia dengan Maha Guru Ching Hai sebagai Tamu Kehormatan Khusus. Lebih dari 500 hadirin yang mencakup para pejabat pemerintah setempat, para ilmuwan, para guru, mahasiswa, wakil-wakil dari berbagai kelompok media, tokoh masyarakat dan anggota-anggota Asosiasi kami, menghadiri acara ini di Museum Kehutanan Nasional Manggala Wanabhakti yang terletak di Jakarta Pusat. 

Ibu Sri Hudyastuti, staf ahli Menteri Lingkungan Hidup Bidang Ekonomi dan Pengentasan Kemiskinan memberikan pidato pembukaan atas nama Bpk. Rachmat Witoelar yang merupakan Ketua Dewan Perubahan Iklim Nasional dan mantan Menteri Lingkungan Hidup Indonesia. Pidato itu menguraikan kondisi iklim di Indonesia dan perlunya mengambil tindakan cepat dalam menciptakan sebuah program pelunakan. Bpk. Witoelar mendorong semua orang untuk melakukan setiap usaha yang memungkinkan untuk membentuk lingkungan berkelanjutan dan bukannya bergantung pada pihak lain untuk mengatasi masalah perubahan iklim.

Bpk. Budhiharto, penerima Penghargaan Cinta Kasih Cemerlang Dunia

Setelah itu, video yang menampilkan urgensi dari krisis planet serta sejumlah solusi sederhana dan solusi dengan biaya efektif diperkenalkan kepada hadirin. Seorang perwakilan dari Dewan Nasional Perubahan Iklim, Ibu Amanda Katili Niode, menyajikan fakta-fakta tentang pemanasan global dan dampaknya terhadap kehidupan kita. Dr. Hira Jhamtani, anggota dari Jaringan Dunia Ketiga dan seorang peneliti lingkungan yang penuh semangat yang tinggal di Bali, berbagi pandangannya tentang manfaat pola makan organik sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat secara keseluruhan. Dr. Anton Budiono, seorang dokter angkatan laut dan ahli terapi alami, menjelaskan manfaat pola makan vegan organik mentah dalam mempertahankan kesehatan yang baik. Pembicara terakhir, Profesor Aris Ananta,Ph.D., seorang peneliti senior di Institute of South East Studies di Singapura (ISEAS), menguraikan faktor-faktor penentu ketersediaan pangan berbasis pada ekonomi spekulatif, permintaan dan penawaran.

Puncak acara ini adalah sesi tanya jawab melalui konferensi video langsung dengan Maha Guru Ching Hai, membahas banyak isu-isu mendesak tentang krisis iklim. Untuk mendorong Bpk. Budhiharto, seorang aktivis satwa liar di Pusat Penyelamatan Satwa Liar Cikananga, yang merupakan penerima Penghargaan Cinta Kasih Cemerlang Dunia, agar menjadi vegan, Guru mendaftar manfaat dari pola makan nabati yang mencakup kebugaran, kinerja, ketahanan, dan kecerdasan selain membantu menyelamatkan dunia. Guru mengatakan bahwa untuk membuat gaya hidup vegan menjadi sebuah tren di masyarakat, kita tidak bisa menunggu pemerintah untuk menciptakan hal itu, kita harus memulai dari diri kita sendiri lalu memengaruhi orang lain lebih lanjut.

Bpk. Haji Chaerudin, seorang petani dan pendiri Kelompok Tani Lingkungan Hidup Sangga  Buana, menanyakan tentang bagaimana membuat lebih banyak orang memahami filosofi kuno bahwa  “alam bukanlah warisan tetapi titipan anak cucu kita.” Guru berkomentar bahwa banyak keyakinan agama yang juga menjabarkan peran manusia sebagai penjaga atau pengurus planet ini. Guru menantang para hadirin untuk merenungkan pertanyaan itu, “Apakah ada hukum dari Tuhan, dari Allah atau dari hukum fisik kita yang menyatakan bahwa kita memiliki hak untuk menghancurkan habitat satwa liar, lalu membunuh mereka jika mereka mendekat?” Guru melanjutkan untuk mengatakan, “Saya berharap agar Anda dan para hadirin bisa sependapat bahwa warisan untuk anak-anak kita harus mencakup janji kita, ikrar kita, peraturan kita, untuk menghindari membunuh hewan atau membuat mereka menderita dengan cara apapun.

Guru juga mengambil kesempatan untuk menginformasikan para hadirin bahwa sejak tsunami di tahun 2004, lebih dari 60 pulau di Indonesia telah tenggelam dan diperkirakan bahwa lebih dari 2000 pulau mungkin akan tenggelam di bawah permukaan laut dalam dasawarsa berikutnya akibat pemanasan global. Selain itu, kenaikan permukaan air laut memaksa orang-orang kehilangan rumah mereka dan pergi mengemis di tempat lain. Guru memohon kepada semua orang untuk membuat perubahan selagi masih ada waktu, untuk menghindari konsekuensi bencana seperti kehilangan seluruh dunia dan kehidupan kita.

Bapak Hadianto, seorang vegan dan seorang agen perjalanan Indonesia, menanyakan, “Bagaimana seharusnya kita, manusia, berkembang? Apakah ada atau akankah ada batas untuk pengembangan ini? Bagaimana seharusnya masyarakat dibangun? Guru menjawab bahwa kita seharusnya tidak kehilangan diri kita dalam aspek material dari kehidupan tanpa memperhatikan standar moral dan pengembangan spiritual kita. Jika kita memiliki mata spiritual, kita bisa melihat pola pertumbuhan dalam peradaban masa lalu, baik di bumi maupun di planet-planet lain. “Planet-planet yang selamat dari kehancuran, seperti Venus, terselamatkan karena masyarakat mereka menjadi vegan.” Beliau menjelaskan, “Ada empat buah Venus – hanya dua yang terselamatkan karena masyarakat mereka menjadi vegan. Dua Venus lainnya hancur – yang satu benar-benar lenyap, yang lain menjadi sangat panas dan tak bisa dihuni – karena mereka tidak menjadi vegan. Dua Venus terselamatkan karena mereka menjadi vegan. Banyak planet yang tidak bertahan hidup, seperti Mars, binasa dengan daging yang masih berada di mulut mereka, di antara gigi mereka. Jadi terserah pada kita... jika kita sendiri yang menjadi vegan, kita sendiri yang akan berubah setidaknya, dan jika ada cukup banyak dari kita, masyarakat kita akan berubah.”

Selama konferensi, buku terlaris Internasional Guru, Burung-Burung dalam Hidupku, versi bahasa Indonesia secara resmi diluncurkan. Para tamu dihibur dengan pertunjukan musik dari musisi terkenal lokal maupun tarian tradisional, dan disuguhi dengan hidangan vegan yang lezat sesudahnya. Banyak orang sangat terkesan dengan kata-kata arif yang menarik dari Guru dan memutuskan untuk membuat perubahan dalam hidup mereka. Peserta acara, Adelina, mengatakan bahwa ia berencana untuk menjadi vegan, meskipun sulit untuk mengubah kebiasaan itu, “tetapi jika kita peduli untuk mencoba, tidak ada yang tidak bisa kita lalukan.” Aktris dan model Nona Francine Roosenda berkata, “saya sangat terinspirasi oleh apa yang dikatakan Maha Guru Ching Hai….jika niat yang sangat mulia itu bisa membantu melakukan sesuatu untuk menyelamatkan planet ini, maka mengapa tidak? Dan saya rela untuk melakukan itu dan membantu.”

Kami bersyukur kepada Tuhan atas kesuksesan sebuah konferensi perubahan iklim lainnya, dan mendoakan agar komunitas vegan global akan bertumbuh melalui upaya terus menerus untuk menyelamatkan Bumi kita yang megah.
 

Untuk menyaksikan liputan Supreme Master Television atas konferensi video ini, silakan kunjungi:  http://video.Godsdirectcontact.net/magazine/WOW1220s.php